Wajah dan suaranya seakan pasrah



Cerita Selama ini aku punya seorang bibi. Namun karena dia masih muda, karena menjadi istri keempat dari pamanku, maka aku sering memanggilnya mbak Ummi. Umurnya 28 tahun. Mbak Ummi adalah seorang wanita yang taat beribadah dan alim. Jika keluar rumah, ia selalu memakai jilbab lebar dan jubah terusan.
Bahkan jika dirumah sedang menunggui warungnya, ia juga memakai jilbab lebar dan jubah untuk memudahkan saat ada pelanggan. Sudah lama aku mengagumi wajahnya yang cantik dan kulitnya yang putih. Wajah dan suaranya yang seakan sendu dan pasrah selalu membuat birahiku meninggi saat ada didekatnya. Apalagi dengan bibir indah dan hidung mancung.

Suatu saat, aku pernah main kerumahnya dan mendapati ia sedang mandi. Aku langusng mengintipnya dan melihat ia sedang mandi sambil bermasturbasi. Desahan2nya membuatku panas dingin. Apalagi sembari melihat tubuhnya yang putih montok tanpa sehelai benangpun. Namun entah mengapa, aku lebih terangsang jika melihat ia memakai jilbab dan jubah panjangnya. Sensasi yang terjadi seakan lebih erotis.

Suatu saat, paman ditugaskan ke bandung selama 2 minggu. Aku diminta untuk terkadang menjenguk Mbak Ummi, karena ia adalah istri kesayangan paman. Kesempatan untuk mendapatkan apa yang kuinginkan. Aku tahu, paman adalah seorang pria yang gairah seksnya tinggi. Itu juga alasan ia mampu melayani keempat istrinya. Maka, pastilah mbak Ummi yang sudah ditinggal 1 minggu dan tidak merasakan belaian suaminya, merasa rindu pada belaian laki2. Biarlah aku yang melayaninya. Huheuhueheuheuh…

Sampai dirumahnya, aku menemukan ruang depan kosong. Siang2 begini pasti mbak Ummi menunggu warungnya di ruangan kecil dibelakang warung. Ruangan itu berisi ranjang yang biasa digunakan untuk berbaring jika menunggu warung. Mungkin Mbak Ummi sedang tidur disana. Aku berjingkat agar langkahku tak kkedengaran,.

Sampai di ruangan itu, benar ulihat Mbak Ummi tidur. Posisi tidur Mbak Ummi telentang dan Mbak Ummi hanya memakai jubah merah muda yang tipis dan jilbab berbahan kaus yang tersingkap. jubahnya sudah terangkat sampai di pangkal pahanya, sehingga agak terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan Mbak Ummi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan. Buah dada Mbak Ummi yang montok dan padat itu terlihat samar-samar di balik jubah coklat susunya yang tipis, naik turun dengan teratur. Jilbabnya yang tersingkap tak mampu menutupinya.

Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada Mbak Ummi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang kecil nampak jelas. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.

Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati menarik jubah mbak Ummi semakin keatas, sehingga Cdnya semakin jelas terlihat. Kemudian tanganku kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan Mbak Ummi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan wanita alim yang montok itu dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.

Terlihat Mbak Ummi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin wanita berjilbab ini mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut Mbak Ummi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD Mbak Ummi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya Mbak Ummi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.

Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Kontolku yang 15 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris Mbak Ummiku tempat paling suka dicumbui, karena aku sering mengintip saat paman dan mbak Ummi nge-seks. Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah memeknya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini Mbak Ummi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur wanita alim yang montok ini.

Sekarang kemaluan Mbak Ummi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki Mbak Ummi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya yang montok dan putih terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas Mbak Ummi. Kedua lututku melebar di samping pinggul Mbak Ummi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul Mbak Ummi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan Mbak Ummi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas wanita berjilbab montok ini.

Tangan kiriku memegang batang kontolku. Perlahan-lahan kepala kontolku kuletakkan pada belahan Bibir kemaluan Mbak Ummi yang telah basah itu. Kepala kontolku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada Bibir kemaluan Mbak Ummi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut Mbak Ummi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah Bibir kemaluan Mbak Ummi.

Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara Bibir kemaluan Mbak Ummi. Dari mulut Mbak Ummi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum Mbak Ummi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan Mbak Ummi dengan menempatkan posisi kontolku di dalam lubang memek wanita berjilbab yang menggairahkan ini.

Sebab itu segera kupastikan letak kontolku agar tegak lurus pada kemaluan Mbak Ummi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing kontolku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala kontolku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi.

Kelihatan sejenak kedua paha Mbak Ummi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan kontolku ke dalam lubang kemaluanku. Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Agen Poker Indonesia

ker Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang kontolku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut Mbak Ummi agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi kontolku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi dengan cepat.


Badan wanita berjilbab itu tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku. “Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas. Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan Mbak Ummi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat kontolku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

Meskipun Mbak Ummi meronta-ronta, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan Mbak Ummi dengan kedua kaki Mbak Ummi yang meronta-ronta itu, kontolku yang telah terbenam di dalam memek Mbak Ummi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam memek wanita alim yang montok ini. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.

Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan Mbak Ummi, kepalaku kuletakkan di samping kepala Mbak Ummi sambil berbisik kekuping Mbak Ummi. “Mbaak.., mbaak.., ini aku Eric. Tenang mbaak.., sshheett.., shhett..!” bisikku.

Bibiku yang alim namun montok ini masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut Mbak Ummi, aku menjilat-jilat kuping Mbak Ummi dari luar jilbab kausnya dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.

Perlahan-lahan badan Mbak Ummi yang tadinya tegang mulai melemah. Kubisikan lagi ke kuping Mbak Ummi, “Mbaak.., tanganku akan kulepaskan dari mulut Mbak Ummi, asal Mbak Ummi janji jangan berteriak yaa..?” Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut Mbak Ummi. Kemudian Mbak Ummi berkata,

“Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Mbak Ummi..!” Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada Mbak Ummi yang masih tertutup jubah tipis, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras. Jilbabnya yang tersibak semakin membuat wajahnya nampak semakin menggairahkan.

Rupanya meskipun wajah Mbak Ummi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan Mbak Ummi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi. Akhirnya dari mulut wanita alim berjilbab itu terdengar suara,

“Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!” Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up. Dibawahku terlihat seorang wanita yang alim dan berjilbab, sudah tersingkap jilbabnya dan semakin bergairah kusodok-sodok dengan kontol besarku.

Dalam posisi ini, kontolku menghujam kemaluan Mbak Ummi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi. Kepalaku tepat berada di atas kepala Mbak Ummi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata Mbak Ummi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis.
Categories:
Similar Videos

0 Comments: