Mbak Ummi akhirnya takluk

Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa Mbak Ummi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut kontolku dari dalam kemaluan Mbak Ummi, aku berbaring setengah tidur di samping Mbak Ummi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada Mbak Ummi terutama pada bagian putingnya, dari balik jubahnya.

“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada tantemu..!” katanya. Sebelum menjawab aku menarik badan Mbak Ummi menghadapku dan memeluk badan montoknya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibirnya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang wanita alim itu menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu. Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Mbaak.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Mbak Ummi, Mbak Ummi sangat cantik lagi ayu..!” Sambil berkata itu kucium lagi Bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku,

“Setiaap kali melihat Mbak Ummi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Mbak Ummi adalah milikku, jadi Mbak Ummi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Mbak Ummi seutuhnya.” Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.

Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan agar ia semakin pasrah kuajak ngeseks, karena sudah berhasil dengan beberapa orang cewek lainnya. Rupanya Mbak Ummi akhirnya takluk, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.

Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping Mbak Ummi, sehingga Mbak Ummi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu. “Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Mbak Ummi merasa sangat penuh dalam badan Mbak Ummi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman. Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke pangkal lehernya yang tidak tertutup jilbab, sembari perlahan kubuka kancing jubahnya sampai perut.

Woooooow!!! Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Sepasang buah dada yang putih dan sangat montok. Putingnya yang merah sudah mengeras. Segera mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

Sementara aksiku sedang berlangsung, badan tanteku yang selalu berjilbab dan berjubah lebar ini menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, Mbak Ummi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.

Pada bagian kemaluan Mbak Ummi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua Bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang memeknya. Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan wanita montok berjilbab itu bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat. Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”

Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala Mbak Ummi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala Mbak Ummi. Rupanya Mbak Ummi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan Mbak Ummi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala kontol menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.

Ketika ujung lidah Mbak Ummi mulai bermain-main di seputar kepala kontolku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku. Membayangkan seorang wanita berjilbab mengulum, menyepong kontol besarku dengan penuh nafsu, aku semakin bernafsu

Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping Mbak Ummi. Kemudian sambil telentang aku menarik Mbak Ummi ke atasku, sehingga sekarang wanita berjilbab itu tidur tertelungkup pasrah di atasku.

Badan Mbak Ummi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kembali kusibakkan keatas jubahnya. kedua paha Mbak Ummi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa kontolku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua Bibir kemaluan Mbak Ummi.

Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat Mbak Ummi yang tak kalah montok dengan buah dadanya, dan sentakan ke atas pantatku, maka kontolku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi. Amblas semua batangku. “Aaaauuugghh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan yang terdengar jalang keluar dari mulut wanita alim yang montok itu.

Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa Mbak Ummi sudah mau klimaks. Mbak Ummi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik dibalut jilbab yang memberikan sensasi sendiri untukku. matanya setengah terpejam, sedang kedua buah dadanya yang montok sekali itu bergoyang-goyang liar di atasku.

Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul Mbak Ummi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang kontolku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika tanteku yang berjilbab itu bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam kontolku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.

Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang memek Mbak Ummi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras. 

Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya Mbak Ummi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut Mbak Ummi terlihat senyuman puas. “Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Mbak Ummi kepuasan sejati..!”

Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain. Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi.

Dengan setengah membopong badan Mbak Ummi yang mungil itu dan kedua tangan Mbak Ummi menggelantung pada leherku, kedua kaki Mbak Ummi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat Mbak Ummi dan menekan, kontolku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi

“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan liar wanita yang biasanya alim itu, sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas. Dalam posisi ini, dimana berat badan Mbak Ummi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh kontolku, maka dengan cepat Mbak Ummi mencapai klimaks. “Aaduhh.. Riic.. Mbaak…Ummiiii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, Mbak Ummi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.

Dengan kontolku masih berada di dalam lubang kemaluan Mbak Ummi, aku terus membopongnya. Aku membawa Mbak Ummi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot Mbak Ummi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.

Kupeluk badan Mbak Ummi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya. Semalaman itu kami masih melakukan persetubuhan beberapa kali, dan baru berhenti kecapaian menjelang fajar.

Sejak saat itu, selanjutnya seminggu minimum 4 kali kami secara sembunyi-sembunyi bersetubuh, dan tanteku yang berjilbab itu selalu ketagihan kontol besarku
Categories:
Similar Videos

0 Comments: